fbpx
FOMO

FOMO – 4 Fakta Yang Harus Diketahui

Pasti beberapa dari kita sudah tidak asing lagi dengan istilah Fear Of Missing Out atau yang biasa disingkat FOMO ini. Nah, untuk menambah pengetahuan tentang ini, berikut 4 fakta yang harus diketahui.

Apa Itu Fear of Missing Out ?

Menurut kamus Merriam Webster, Fear Of Missing Out adalah rasa takut seseorang bahwa ia tidak dilibatkan dalam sesuatu (seperti aktivitas yang menarik atau menyenangkan) yang dialami orang lain. Fenomena FOMO menjadi alasan banyak orang-orang yang menggunakan media sosial dengan kadar yang berlebihan.

Bagaimana Fear Of Missing Out (FOMO) dapat mempengaruhi penggunaan media sosial yang berlebihan?

FOMO mempengaruhi penggunaan media sosial seseorang. Seseorang yang memiliki pengalaman yang bermakna dengan sosialnya, mempersepsikan bahwa hubungan sosial yang menguntungkan dan memuaskan harus dipertahankan. Sedangkan individu yang kesulitan menjaga hubungan sosial yang positif cenderung memiliki FOMO yang tinggi. FOMO yang dirasakan akan meningkat secara berlebihan saat menggunakan media sosial untuk berinteraksi dengan orang lain (Salim, Rahardjo, Tanaya, & Qurani, 2017).

FOMO mempengaruhi seseorang untuk terus menggunakan media sosial dan melakukan interaksi untuk menjaga eksistensi secara online. Dalam kondisi tertentu seperti situasi pandemi saat ini, hal ini membuat ketergantungan kepada media sosial semakin meningkat.

Media sosial menjadi jalan untuk menjembatani hubungan dengan orang-orang di waktu dan tempat yang berbeda, dan menjadi bentuk dukungan sosial bagi seseorang. Dalam kondisi seperti ini, terdapat unsur FOMO yang tinggi, karena tingginya tingkat ketergantungan pada seseorang lain dianggap penting di media sosial (Hetz, Dawson, & Cullen, 2015).

Siapa sih yang paling rentan mengalami Fear Of Missing Out?

Penelitian tentang FOMO telah berulang kali menunjukkan bahwa kaum muda mengalami lebih banyak FOMO daripada orang yang berusia lebih tua. Sebagian dari faktor yang menyebabkan hal tersebut mungkin berkaitan dengan cara kaum muda berinteraksi dengan teknologi dan media sosial. Ini juga mungkin berkaitan dengan keinginan anak muda untuk menjelajahi dan mengalami semua yang ditawarkan di kehidupan. Orang yang lebih tua, karena mereka memiliki pengalaman hidup yang lebih luas, mungkin kurang rentan terhadap FOMO (Travers, 2020).

Lalu, Bagaimana cara mengatasi Fear Of Missing Out ?

Dikutip dari www.goodtherapy.com, berikut beberapa tips untuk mengatasi Fear Of Missing Out ( FOMO).

  • Menormalisasi JOMO atau Joy of Missing Out
    Menemukan kebahagiaan dengan memberikan ruang untuk jeda sejenak dari media sosial dan menikmati momen saat tidak berinteraksi dengan orang lain di dunia maya.
  • Batasi Penggunaan Media Sosial
    Saat kita merasa media sosial membuat diri kita merasa iri dengan kehidupan orang lain atau tidak puas dengan kehidupan diri sendiri, artinya kita perlu mulai untuk membatasi penggunaan media sosial.  Banyak orang menjadi kecanduan dalam mengetahui apa yang terjadi pada kehidupan orang lain. Mereka akhirnya mengabaikan hidup mereka sendiri, dan malah sibuk dengan menatap layar sehingga tidak sepenuhnya hadir pada saat ini. Cobalah memberi waktu dalam satu hari penggunaan media sosial. Kita juga bisa mencoba menonaktifkan fitur pemberitahuan agar tidak muncul di ponsel, sehingga kita hanya membuka dengan media sosial saat masuk di waktu yang telah ditentukan.
  • Belajar untuk Mensyukuri Hidup
    Penelitian menunjukkan bahwa dengan menuliskan beberapa hal yang disyukuri setiap harinya, dapat membantu meningkatkan kepuasan hidup. Penelitian psikologi positif lebih lanjut menghubungkan rasa syukur dengan perasaan bahagia dan sejahtera. Jika kita merasa iri dengan apa yang dimiliki orang lain, coba alihkan fokus ke aspek positif dari hidup kita sendiri. Di situlah kita mungkin dapat mulai merasa lebih baik.
  • Praktek Meditasi
    Meditasi dapat membantu kita menjadi lebih sadar akan pikiran dan perasaan serta secara perlahan berpengaruh terhadap hidup. Meluangkan beberapa menit untuk mengamati pikiran dan perasaan setiap hari dapat membantu menjernihkan pikiran dan mengurangi kecemasan.
  • Mengubah Pola Pikir
    FOMO sebenarnya bisa menjadi bentuk distorsi kognitif. Distorsi kognitif adalah pola pikir yang kurang rasional, contohnya percaya bahwa teman-teman tidak menyukai kita sehingga kita tidak diundang ke pesta mereka. Jika pola pikir yang tidak memiliki bukti ini tetap dipertahankan, dapat menyebabkan depresi dan kondisi kesehatan mental lainnya. Psikolog biasa menggunakan teknik terapi perilaku kognitif untuk membantu seseorang belajar mengenali distorsi kognitifnya dan mengubahnya menjadi pikiran yang lebih positif dan konstruktif.

Itu tadi 4 Fakta tentang Fear Of Missing Out (FOMO). Semoga membantu untuk bisa memahami fenomena FOMO lebih dalam, ya!

 

Sumber:

Hetz, P. R., Dawson, C. L., & Cullen, T. A. (2015). Social media use and the fear of missing out while studying abroad. Journal of Research on Technology in Education, 47, 259-272.

Merriam-Webster. (n.d.). FOMO. In Merriam-Webster.com dictionary. Retrieved March 27, 2021, from https://www.merriam-webster.com/dictionary/FOMO

Overcoming FOMO: What Fuels Your Fear of Missing Out? (2016, April 18). Retrieved Maret 27, 2021, from Good Therapy: https://www.goodtherapy.org/blog/overcoming-fomo-what-fuels-your-fear-of-missing-out-0418167

Salim, F., Rahardjo, W., Tanaya, T., & Qurani, R. (2017). Are Self-Presentation of Instagram Users Influenced by Friendship-Contingent Self-Esteem and Fear of Missing Out? Makara Human Behavior Studies In Asia, 71.

Travers, M. (2020, March 31). Four Facts About FOMO. Retrieved March 27, 2021, from Psychology Today: https://www.psychologytoday.com/us/blog/social-instincts/202003/four-facts-about-fomo

 

Penulis: Dhia Fadhilah

Editor: Qurrota Ayuni Fitriana

Cek artikel kami lainnya di sini ya!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *